Jenis Drone – Drone atau sistem pesawat udara tanpa awak (SPUTA) telah banyak dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Teknologi di dalamnya mampu menggantikan peran manusia di kondisi penuh risiko.
Drone yang banyak beredar di Indonesia mayoritas produk buatan luar negeri. Misalnya, drone Mavic dan Phantom buatan SZ DJI Technology Co, Ltd; H520 dan Thyphoon H buatan perusahaan China, Yuneec; Karma buatan perusahaan Amerika Serikat, GoPro; Anafi dan Bepop 2 buatan perusahaan Perancis, Parrot; serta HS100 dan HS700 buatan perusahaan Taiwan, Holy Stone.
Jenis drone dapat diklasifikasikan dalam beberapa kriteria, seperti berdarkan cara lepas landas dan mendarat, serta bisa juga berdasarkan aerodinamisnya. Artikel kali ini akan menjelaskan kepada Pembaca sekalian mengenai jenis jenis drone beserta contoh dronennya.
Secara umum, drone bisa di klasifikasi berdasarkan 2 hal, yaitu berdasarkan cara lepas landas dan landing, serta berdasarkan aerodinamis.
Dari dua klasifikasi ini nantinya bisa di jadikan sub klasifikasi lagi, dan seterusnya.
Secara umum seperti di bawah ini ;
Klasifikasi Jenis Drone
A. Jenis drone berdasarkan cara lepas landas dan mendarat
B. Jenis drone berdasarkan aerodinamis
- Fixed Wing
- Ducted Fan
- Ornithopter / Flapping Wing
- Rotari Wing
A. Jenis drone berdasarkan cara lepas landas dan mendarat
1. Horizontal Take-off dan Landing (HTOL)
Drone jenis ini biasa juga disebut dengan aeroplane. Terlihat dan terbang seperti pesawat biasa – memiliki sayap tetap. lepas landas dan mendarat secara horizontal dan biasanya tidak bisa hover.
Beberapa contoh drone VTOL seperti skywalker, x8 dan sejenisnya
2. Vertical Take-off dan Landing (VTOL)
Drone Vertical Take-off dan landing adalah drone yang bisa lepas – landas dan mendarat secara vertical, seperti hal nya rotary wing. Namun pada ketinggian tertentu, drone tersebut akan terbang dengan mode fixed wing sebagaimana drone Aeroplane.
Beberapa contoh drone fixed wing adalah drone Quantum Systems, Wingtra, dan Drone JoUAV.
B. Jenis drone berdasarkan aerodinamis
Berdasarkan aerodinamis, drone di bagi menjadi 4, yaitu Fixed Wing, Ducted Fan, Flapping Wing dan Rotary Wing.
1. Fixed Wing
Drone jenis Fixed Wing ini menggunakan sayap untuk terbang, drone jenis Fixed Wing ini sendiri memiliki beberapa bentuk dan ukuran, bergantung pada kegunaannya masing masing.
Drone jenis ini sangat cocok digunakan untuk pemetaan maupun surveillance. Karena kemampuan terbangnya lebih lama daripada drone jenis rotari wing.
Sayangnya drone jenis ini tidak bisa hover (melayang) di satu tempat. Sehingga tidak cocok untuk merekam video maupun mengambil foto yang estetis. Sebab dalam pengambilan foto, biasanya membutuhkan waktu untuk mengatur komposisi, pencahayaan dan sudut pengambilan gambarnya.
2. Ducted Fan
Drone ducted fan adalah jenis drone yang biasanya berbentuk tabung, dan terbang dengan bantuan hembusan angin.
Drone ducted Fan memang tidak populer. Namun sebenarnya, drone jenis ini sangat menarik.
Sekilas, drone ini terlihat seperti kipas angin di rumah Anda. Dengan putaran yang kencang, ducted fan bisa menghasilkan daya dorong yang mampu mengangkat drone tersebut.
3. Flapping Wing / Ornithopter
Ornithopter atau “flapping wing” terbang seperti burung, yang mengepakkan sayap sebagai sumber tenaganya. Teknologi ini telah digunakan oleh militer untuk mengembangkan drone kecil “bird-like” yang mampu melakukan pengawasan.
Namun, ada beberapa kelemahan dari teknologi ini. Salah satu kekurangannya adalah kurangnya waktu terbang karena kebutuhan daya yang sangat besar untuk mekanisme flapping. Kelemahan lainnya adalah tidak terlalu bagus kemampuan manuver. Namun, seiring kemajuan teknologi ini, UAV ornithopter dapat menjadi semakin populer di masyarakat.
4. Rotary Wing
Ada dua jenis Rotari Wing. Salah satunya adalah helikopter, yang terdiri dari sistem rotor tunggal (single copter). Tipe lain adalah multirotor. Drone multirotor dapat memiliki hingga 8 rotor. Motor yang ditambahkan memberikan stabilitas, redundansi, dan kapasitas angkat yang lebih besar.
a. Single Rotor
Drone single rotor atau biasa disebut dengan helicopter adalah drone yang memiliki satu mesin penggerak (rotor). Biasanya juga memiliki rotor lain di ekor atau ujung pesawat.
b. Multi Rotor
Drone rotary wing paling populer adalah quadcopter. Ini menyediakan UAV yang stabil dan mudah dioperasikan yang dapat membawa berbagai macam muatan, mendarat dan lepas landas di ruang kecil, dan lebih sulit dideteksi daripada banyak konfigurasi UAV lainnya karena ukuran kecil dan rotor yang tenang.
- Double Copter : Drone dengan 2 motor penggerak
- Tri Copter : Drone dengan 3 motor penggerak
- Quad Copter : Drone dengan 4 motor penggerak
- Hexa Copter : Drone dengan 6 motor penggerak
- Octo Copter : Drone dengan 8 motor penggerak
C. Berdasarkan Bobot
Selain jenis drone yang yang telah disampaikan diatas, ada satu lagi klasifikasi jenis drone, yaitu berdasarkan berat dan jangkauan. Drone berdasarkan berat dan jangkauan datap dibagi menjadi 10 kelas, antara lain seperti dibawah ini.
Tipe | Berat | Jangkauan |
Nano | 100 Gram | 1 Km |
Micro | 250 Gram | 1 Km |
Mini | 25 Kg | 10 Km |
Light | 50 Kg | 70 Km |
mini | 150 Kg | 150 Km |
Tactical | 600 kg | 150 Km |
MALE | 1.000 Kg | 200 Km |
HALE | 1.000 Kg | 500 Km |
Heavy | 2.000 Kg | 1.000 Km |
Super Heavy | 2.500 Kg | 1.500 Km |
MALE = Medium-altitude Long-endurance
HALE = High-altutude Long-endurance
Penutup
Nah demikianlah tulisan saya mengenai jenis jenis drone. walaupun sebenarnya masih ada satu lagi jenis drone berdasarkan aerodinamis, yaitu lighter-than-air.
Drone lighter-than-air adalah pesawat seperti balon udara dan balon. Wahan ini mendapat manfaat dari pengoperasian dan daya tahan yang tenang. Dengan kemampuan terbang yang tahan lama, wahan ini dapat digunakan untuk pengawasan dari udara. N
amun, karena kurangnya kemampuan manuver, sistem ini biasanya ditambatkan. Tether memungkinkan pengguna untuk mempertahankan kontrol dan menjaga agar UAV tidak melayang karena angin. Dalam beberapa sistem tether juga dapat bertindak sebagai sistem komunikasi untuk mengunduh dan mengunggah informasi dari wahana.
Salah satu pemanfaatan lighter-tahn-air adalah pemanfaatn balon udara untuk pemantauan kegiatan PON di Papua beberapa waktu lalu.
Mau berdiskusi, bisa ke halaman kontak.
No Comments
Leave a comment Cancel