Anda pasti familiar dengan istilah Data Spasial, bukan. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang format data spasial beserta sumbernya. Format Data adalah suatu kombinasi tanda – tanda khusus berupa karakter yang dipakai untuk mengatur bentuk data tampilan. Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Anda bisa membaca lebih jauh fitur – fitur utama pada ArcGIS 10.4
Dalam Sistem Informasi Geogarfis, Format data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu Data Vektor dan Data Raster. Adapun penjelasan lebih rinci dari dua format data ini saya terangkan dibawah ini;
A. Format Data Spasial, Vektor dan Raster
A.1. Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan Garis, Polygon atau Aarea (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama). Waypoint dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster.
Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
A.2. Data Raster
Data Raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra.
Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya.
Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa.
Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.
B. Mengenal Sumber Data Spasial
Salah satu syarat Sistem Infomasi Geografis sebagaimana yang sudah saya sampaikan pada artikel sebelumnya adalah adanya data spasial, data spasial ini dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain :
B.1. Peta Analog
Peta Analog yaitu peta dalam bentuk hard copy. Pada umumnya Peta Analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya.
Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi. Dalam ArcGIS sendiri, sudah ada fitur georeferencing untuk melakukan digitasi peta dari data analog.
B.2. Sistem Penginderaan Jauh
Sistem Penginderaan Jauh adalah bentuk pengambilan data yang cukup populer akhir – akhir ini. Pemetaan Menggunakan Drone merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster. Baca Juga : aplikasi drone mapping yang seharusnya kamu punya
B.3. Data Hasil Pengukuran Lapangan
Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut contohnya: batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.
B.4. Data GPS (Global Positioning System)
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.
Pembahasan mengenai GPS akan diterangkan selanjutnya. Data yang dihasilkan oleh GPS biasanya memilikki format GPX, untuk bisa mengolahnya pada Arcgis, anda harus mengkonversinya menjadi data SHP, pada artikel sebelumnya saya juga sudah memberikan tutorial cara membuka File GPX pada Arcgis anda bisa membacanya dan mempraktekkannya.
Penutup
Pemetaan adalah sebuah proses panjang, dalam pemetaan ada dua jenis data dalam format data spasial. Semoga artikel ini bisa membantu anda semua, bagikan kepada teman – teman anda agar mereka juga tahu. Tinggalkan komentar jika ada yang ingin anda sampaikan . Terima kasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.