Drone yang semakin populer, tidak terlepas oleh adanya kebijakan pemerintah, Meski faktor “Kebutuhan” lebih besar, namun kebijakan – kebijakan ini menjadi trigger penting.
Di bawah ini saya akan menjabarkan beberapa kebijakan pemerintah terkait drone.
Debat Calon Presiden – Cara baru memandang drone

Dalam sebuah debat presiden yang penuh ketegangan dan antusiasme, panggung menjadi saksi dari adu argumen yang sengit antara dua kandidat utama, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Sorotan mata publik terarah pada mereka, menyaksikan dengan cermat setiap kata yang keluar dari mulut para calon pemimpin bangsa ini.
Debat dimulai dengan Prabowo yang penuh semangat mengutarakan visinya tentang pertahanan dan kesejahteraan rakyat. Ia menekankan pentingnya kemakmuran rakyat sebagai fondasi dari pertahanan yang kuat. Kata-katanya mengalir dengan tegas, menggambarkan gambaran besar Indonesia yang berdaulat dan disegani.
Ketika giliran Jokowi tiba, suasana semakin memanas. Dengan tenang namun penuh keyakinan, Jokowi memaparkan pandangannya tentang peran Indonesia dalam konflik Laut Cina Selatan. Ia menekankan pentingnya strategi diplomasi yang matang sebelum memutuskan untuk terlibat dalam konflik yang belum jelas arah penyelesaiannya.
“Kita harus mengamati dengan cermat dan memastikan bahwa kita tidak terjebak dalam konflik yang bisa merugikan hubungan kita dengan negara lain,” ujarnya dengan bijak.
Namun, momen yang paling mencuri perhatian adalah ketika Jokowi membahas soal drone. Dengan nada serius, ia mengungkapkan pentingnya teknologi drone dalam memperkuat pertahanan negara.
“Drone bukan hanya alat pengintai, tapi juga simbol dari kemajuan teknologi pertahanan kita. Dengan drone, kita bisa memantau wilayah kita secara lebih efektif, mengidentifikasi ancaman lebih awal, dan mengambil tindakan yang diperlukan dengan cepat,” katanya dengan penuh keyakinan.
Prabowo, tidak mau kalah, menanggapi dengan skeptis. Ia mempertanyakan kesiapan Indonesia dalam mengoperasikan teknologi canggih tersebut dan menekankan bahwa kekuatan militer tidak hanya bergantung pada teknologi, tapi juga pada kesejahteraan prajurit dan rakyat.

“Kita bisa punya drone, tank, atau jet fighter, tapi jika rakyat kita tidak sejahtera, semua itu tidak ada artinya,” sergahnya dengan tegas.
Perdebatan semakin memanas ketika Jokowi menegaskan bahwa investasi dalam teknologi pertahanan seperti drone adalah langkah maju untuk memastikan keamanan nasional tanpa mengesampingkan kesejahteraan rakyat.
Ia menekankan bahwa dengan manajemen yang tepat, teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk menjaga kedaulatan negara dan mendukung kesejahteraan rakyat secara simultan.
Di akhir debat, penonton terpukau oleh ketegasan dan visi kedua kandidat. Jokowi dengan pandangannya yang futuristik dan pragmatis tentang penggunaan drone dan teknologi lainnya, sementara Prabowo dengan pendekatan tradisionalnya yang menekankan pada kekuatan dan kesejahteraan fundamental.
Debat tersebut tidak hanya menjadi ajang adu visi, tapi juga memperlihatkan bagaimana kedua calon presiden siap memimpin Indonesia dengan cara mereka masing-masing. Ketegangan dan dinamika yang terjadi membuat debat ini menjadi salah satu momen yang tak terlupakan dalam sejarah politik Indonesia.
Awal mula istilah “drone” menjadi populer di Indonesia dapat ditelusuri kembali ke Debat Calon Presiden Tahun 2014 1.
Pada saat itu, Calon Presiden Nomor Urut Dua, Joko Widodo, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jokowi, membicarakan tentang pentingnya memperkuat pertahanan nasional dan ketahanan ekonomi. Salah satu teknologi yang disebutkan oleh Jokowi sebagai bagian dari strategi ini adalah drone.
Dalam konteks pertahanan nasional, Jokowi menekankan penggunaan drone untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan wilayah Indonesia yang luas dan beragam. Teknologi ini dianggap sangat penting untuk memantau pergerakan di perbatasan, mengawasi wilayah maritim, serta mendeteksi ancaman potensial lebih awal. Selain itu, drone juga disebutkan memiliki peran dalam mendukung upaya penanggulangan bencana, di mana kemampuan drone untuk menjangkau area yang sulit diakses sangat membantu dalam operasi pencarian dan penyelamatan.
Selain dalam bidang pertahanan, drone juga mulai dilihat sebagai alat yang vital dalam mendukung ketahanan ekonomi. Pemerintah melihat potensi besar drone dalam berbagai sektor, seperti pertanian presisi, di mana drone dapat digunakan untuk pemantauan lahan, penyemprotan pestisida, dan analisis kondisi tanaman. Di sektor kehutanan, drone membantu dalam pengawasan hutan, pendeteksian kebakaran hutan, dan pemetaan lahan. Begitu juga dalam sektor infrastruktur, di mana drone digunakan untuk survei lokasi dan inspeksi konstruksi.
Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap teknologi drone, pemerintah Indonesia mulai mengembangkan kebijakan dan regulasi untuk mendukung penggunaan drone secara lebih luas dan terintegrasi.